Saturday, April 21, 2007

Indonesia Berminat Bangun Pembangkit Nuklir Terapung dengan Rusia

Moskow (ANTARA News) - Indonesia menyatakan minatnya untuk membangun tenaga nuklir terapung dengan Rusia, negara pertama di dunia yang mengembangkan teknologi pembangkit nuklir terapung tersebut.

"Sebanyak 12 negara, antara lain Indonesia, Malaysia, dan Cina telah menyatakan ketertarikannya untuk berkerjasama dengan Rusia membangun pembangkit tenaga nuklir terapung," kata kantor berita Rusia, Ria Novosti, Jumat, mengutip para pejabat Badan Tenaga Nuklir Federal Rusia.

Peneliti pembangkit nuklir Tatyana Sinitsyna menilai, pengembangan pembangkit nuklir terapung ini merupakan keajaiban dari teknologi terbaru Rusia karena sifatnya yang sangat mudah dipindah-pindah serta kemampuannya untuk beradaptasi di semua wilayah pantai yang menarik perhatian semua negara-negara maritim dan kepulauan.

Rusia saat ini membangun pembangkit nuklir terapung itu di kasawan Severodvinsk, yang juga akan berfungsi sebagai model yang akan dikunjungi dan dinilai oleh para eksportir.

Pembangunan konstruksinya direncanakan selesai pada 2010. Sebuah kapal akan menaruh jangkar di Laut Putih, dekat Sevmash. Pembangkit itu sendiri akan memasok tenaga listrik bagi kebutuhan penduduk dan produksi di Sevmash.

Proyek tersebut diperkirakan menelan biaya 200 juta dolar AS, tetapi diperkirakan balik modal dalam tujuh tahun dengan masa tugas mencapai 38 tahun.

Proyek yang satu ini, jelas Kiriyenko, adalah sebuah pilot project. Kemudian, pembangkit-pembangkit semacam ini akan lebih murah dan cepat untuk dibangun, di mana masa konstruksinya hanya akan menghabiskan tiga tahun.

Pembangkit terbaru terlihat mirip dengan pembangkit sejenis yang dibangun di daratan, dan berkekuatan 1/15 kali dari sejenisnya itu. Tenaga sebesar 70 MW yang dihasilkan akan membantu pembangunan infrastruktur di Sevmash, yang telah menginvestasikan dana sebesar 20 juta dolar bagi proyek ini, dan akan menjual seperlima dari listriknya untuk pihak publik.

Kepala Badan Tenaga Nuklir Federal Rusia, Sergei Kiriyenko, berkeyakinan bahwa pembangkit nuklir terapung ini akan lebih aman dari pembangkit serupa di daratan.

"Pembangkit tenaga nuklir terapung ini memiliki beberapa lapis perlindungan, yang berarti akan lebih aman dibandingkan pembangkit serupa yang dibangun di daratan," ujar Kiriyenko saat berbicara pada upacara peluncuran pembangkit tenaga nuklir terapung tersebut beberapa waktu lalu.

Pembangkit tersebut dibangun di galangan Seymash, pusat pabrik perkapalan bertenaga nuklir Rusia, di Severodvinsk, wilayah Arkhangelsk.(*)

Copyright © 2007 ANTARA

Studi Gen Tunjukkan Simpanse Lebih Beragam Dibanding Manusia

Washington (ANTARA News) - Mereka semua hitam dan berbulu dan mereka semua mungkin makan dan bertingkah sangat mirip, tapi simpanse dari berbagai belahan Afrika secara genetika lebih beragam dibandingkan dengan semua gen manusia.

Para ahli telah mempertanyakan gagasan lama bahwa ras tak tercermin dalam DNA manusia. Keragaman genetika lebih terlihat di dalam kelompok masyarakat dibandingkan di antara mereka. Tak banyak beragam perbedaan gen terlihat pada mata, kulit dan warga rambut di seluruh manusia.

Oleh karena itu, hewan dengan warna dan ukuran yang kurang-lebih sama dan memperlihatkan sedikit perbedaan prilaku sedikit-banyak seharusnya secara genetika serupa. Benar?

"Salah!" kata Molly Przeworski, asisten profesor mengenai genetika manusia di University of Chicago.

Timnya mengkaji DNA dari tiga populasi simpanse di Afrika --populasi di bagian timur, barat, dan tengah yang dikategorikan oleh sebagian peneliti sebagai sub-spesies simpanse.

Mereka mendapati bahwa simpanse dari bagian barat memiliki lebih banyak perbedaan, secara genetika, dari simpanse di bagian timur dibandingkan dengan DNA seorang manusia dibandingkan dengan manusia lain.

"Ini adalah konfirmasi genetika pertama bahwa mereka adalah populasi yang berbeda," kata Przeworski dalam suatu wawancara telefon. "Saya tak melibatkan kata `sub-spesies`."

Studi itu, yang dilakukan bersama ahli di Broad Institute di Massachusetts Institute of Technology dan di Arizona State University, menarik tapi juga memberi sinar mengenai asal manusia, kata Przeworski.

"Ini memberi kita contoh kerja mengenai bagaimana evolusi manusia mungkin telah berlangsung," katanya.


Petunjuk

Jutaan tahun lalu di Afrika, kerangka kuno menunjukkan bahwa beberapa spesies pra-manusia muncul dan hidup, mungkin, berdampingan. Simpanse, yang secara genetika paling dekat dengan manusia, mungkin melewati perubahan serupa dengan yang perubahan yang mengarah kepada evolusi manusia.

Tim Przeworski juga mempalajari bonobo, spesies terpisah simpanse. Genom simpanse berbeda dari genom bonobo sekitar 0,3 persen, yaitu seperempat jarak antara manusia dan simpanse, kata mereka.

Namun bonobo sangat berbeda dari simpanse pada umumnya. Tubuh mereka lebih kecil, jauh lebih lembut dan dikenal karena seringnya mereka berhubungan seks.

Perbedaan di kalangan ketiga spesies simpanse pada umumnya lebih kecil tapi tetap penting. Dan semuanya mencerminkan rintangan geografis, kata Celine Becquet, mahasiswa tingkat akhir yang melakukan analisis tersebut untuk Przeworski.

"Kami menduga kebanyakan pemisahan ini murni, konsekuensi jangka panjang keterpisahan geografis," kata Becquet.

Satu perintang utama di antara populasi itu ialah Sungai Kongo. "Simpanse tak bisa berenang," kata Becquet. "Bagi mereka, air memberi perbatasan yang sangat efektif."

Para peneliti tersebut, yang menulis di jurnal Public Library of Sciences, PLos Genetics, mengatakan mereka menduga bonobo --yang hidup di sebelah selatan Sungai Kongo-- terpisah dari nenek-moyang simpanse modern sekitar 800.000 tahun lalu.

Simpanse di bagian barat tampaknya telah terpisah dari simpanse di bagian tengah dan timur sekitar 500.000 tahun lalu, dan simpanse di bagian tengah dan timur mungkin telah terpisah satu sama lain sekitar 250.000 tahun lalu.

Yang menarik lebih dari sekedar kegiatan akademis, kata Przeworski. Ia menyatakan bahwa semua simpanse adalah spesies terancam.

"Itu berarti kita harus melindungi tiga habitat terpisah, semuanya terancam, dan bukan hanya satu," katanya.(*)

Copyright © 2007 ANTARA

SUHARTA PUN BIMBANG…


Harus diakui, isu seputar permasalahan kekerasan di IPDN masih saja menarik untuk diperbincangkan. Permasalahan itu kembali dibahas di Newsdotcom. Dan yang takkalah penting, mantan penguasa Republik Mimpi Suharta juga hadir untuk mengutarakan kebimbangannya.

Namun sebelum beranjak jauh ke kasus IPDN, seperti biasa Newsdotcom membahas beberapa berita teraktual selama seminggu kemarin, tentunya dengan kemasan yang renyah dan penuh humor khas Newsdotcom, antara lain pelantikan Dewan Penasihat Presiden (Watimpres). Dalam Watimpres ini ada nama-nama senior seperti Marsilam Simanjuntak, Adnan Buyung Nasution, Syahrir, Dino Patijalal, Andi Malarangeng. Mereka diharapkan bisa tahu persis persoalan dan penderitaan rakyat dan bisa menyampaikannya kepada presiden. Berita selanjutnya mengenai anggota DPR Studi Banding Lagi, wah…anggota dewan ini malah asyik jalan-jalan di tengah penderitaan rakyat, konon untuk studi banding ini memerlukan dana sebesar 19,783 Miliar. Padahal dana sebanyak ini lebih baik digunakan untuk hal-hal yang lebih berguna, misalnya untuk rakyat-rakyat miskin. Ngambek kali yah, gara-gara ga dibeliin Laptop??? Kata Gus Pur, kelakuan mereka mirip anak TK, mentang-mentang tidak dikasih laptop minta jalan-jalan ke luar negeri.

Newsdotcom juga membahas dua tersangka baru pembunuh Munir hasil temuan Polri, namun sekali lagi kita mengingatkan agar otak pembunuh Munir yang sebenarnya segera ditangkap. Sinetron-sinetron terlaris di TV nasional mendapat perhatian para pejabat Republik Mimpi. setidaknya ada 50 sinetron jiplakan yang tayang di berbagai televisi swasta, dan sinetron ini adalah sinetron-sinetron remaja, yang kebanyakan semua menjiplak dari serial Korea, Taiwan, dan Jepang. Semakin tidak kreatifnya bangsa kita, gimana mau maju kalau karya aja masih Plagiat. Gus Pur ketika dimintai komentarnya mengatakan kalau SINETRONNYA NJIPLAK, PERUSAHAAN RATINGNYA ASAL NJEPLAK yaa..lengkaplah sudah penderitaan rakyat.

Karena animo pemirsa setia Newsdotcom begitu besar terhadap karya Onno W Purbo minggu lalu, Newsdotcom kembali menghadirkan pakar IT tersebut untuk menjelaskan cara membuat Internet murah menggunakan Wajan Bolic.

SUHARTA DATANG KEMBALI

Newsdotcom juga tengah bergembira karena kedatangan Suharta. Mantan penguasa Republik Mimpi ini datang dan berbicara tentang kebimbangannya untuk bertobat dan menyerahkan hartanya. Kami menggambarkan kebimbangan hati Suharta dengan sosok Suharta putih dan Suharta Abu-abu, Suharta Putih ingin melakukan tobat namun Suharta Abu-abu menggodanya untuk tidak melakukannya. Kedua sosok ini saling bertatap muka, berdebat seru membicarakan hal ini.

IPDN HARUS SEPERTI APA KEDEPAN?

Sementara itu, untuk membahas kembali permasalahan seputar IPDN, Newsdotcom juga menghadirkan Dosen IPDN yang berani membongkar kebobrokan IPDN, Inu Kencana dan Ketua Tim Evaluasi Penyelenggaraan Pendidikan IPDN, Ryaas Rasyid. Inu berpendapat, IPDN sebaiknya di bubarkan saja dan diganti seperti dahulu menjadi APDN ( Akademi Pendidikan Dalam Negeri ) yang didirikan di beberapa kota. Menanggapi usul tersebut, Ryaas mengatakan bahwa usulan Inu mengenai pembubaran IPDN dan menggantinya dengan APDN akan dijadikan masukan. Selain itu, Tim yang dipimpinnya juga akan bekerja untuk menyelesaikan masalah IPDN. Lebih jauh, Ryas juga mengatakan bahwa para praja didoktrin sehingga mereka tidak memiliki keleluasan untuk berekpresi. Bahkan saat berada dalam kondisi seragam, mereka kehilangan kepribadian. Padahal praja IPDN adalah mahasiswa yang paling enak di dunia. Masuk langsung diangkat sebagai pegawai, digaji, makan 3x sehari bahkan laundry pun ditanggung. Sehingga tidak sedikit biaya yang dikeluarkan oleh negara.

Praja IPDN yang hadir pada episode minggu lalu kembali hadir. Mereka membawa hasil Rontgennya, tidak disangka hasil Rontgennya memperlihatkan tendangan dan pukulan yang membekas sampai ke tulang bagian dalam. Sungguh mengenaskan, dan sungguh kejam kelakuan para senior IPDN ini. Sebuah kekerasan sistemik yang seharusnya tidak terjadi di institusi pendidikan.
Copyright © 2007 Website Team NewsdotCom. All rights reserved

Mau Kita Apakan IPDN?



Kemarahan publik Indonesia terhadap praktik kekerasan yang tetap terjadi di IPDN sudah mencapai titik klimaks. Buntut dari Tragedi tewasnya Praja asal Sulawesi Utara Cliff Muntu telah memicu gelombang demonstrasi menuntut pembubaran IPDN makin hari makin kuat.

"Sudah, bubarkan saja IPDN, kalau hanya menjadi tempat pembibitan preman?" teriak salah seorang demonstran.

Dalam soal menuntut pembubaran IPDN, mahasiswa tidaklah sendirian, sejumlah anggota DPR pun ikut bersuara keras: ”Lebih baik IPDN dibubarkan saja, kata Wakil Ketua Komisi II DPR Priyo Budi Santosa.

DPR bahkan mengancam akan menghentikan dukungan anggaran kepada IPDN .

Namun, pihak pemerintah berpendapat lain. Wakil Presiden Jusuf Kalla, tidak setuju bila IPDN harus dibubarkan. Menurutnya sampai saat ini IPDN masih dibutuhkan sebagai tempat menciptakan pamong praja untuk ditempatkan di berbagai daerah. Yang perlu dilakukan adalah perbaikan fundamental.

Jadi akan kita apakan kelanjutan nasib IPDN. Masih dapatkah kita berharap dan memberi kesempatan sekali lagi kepada IPDN.

Menurut pengamat pendidikan Prof.Dr Djohar MS, Mustahil untuk mengubah hal negatif yang telah mengakar menjadi sesuatu yang positif di IPDN.

Kita masih ingat peringatan keras dan evaluasi menyeluruh pernah dilakukan terhadap lembaga ini menyusul kasus terbunuhnya Praja Wahyu Hidayat tahun 2003. Dan hasilnya kekerasan demi kekerasan masih terus terjadi, hingga kematian Cliff Muntu.

Nampaknya lingkaran kekerasan di IPDN tidak akan pernah bisa diputus lagi.

"Hanya ada satu solusi: IPDN harus dibubarkan sebelum jatuh korban lagi," begitu teriak salah seorang demonstran.
http://www.metrotvnews.com/newsdotcom

Seragam bagi Para Praja


Rabu, 18 April 2007

Nampaknya kebanggaan pada simbol dan atribut kepangkatan layaknya seorang prajurit yang menempel di baju seragam IPDN ( Institut Pemukulan Dalam Negeri) benar-benar telah meresap ke dalam tulang sumsum para praja IPDN. Itulah kenapa para praja menolak kebijakan rektor IPDN yang baru untuk mengganti seragam yang biasa mereka pakai.

Alasan penolakan mereka, selain sebagai kebanggaan, seragam akan membatasi mereka dari perilaku negatif.

Alasan itu dengan sangat jelas telah menunjukkan betapa rendahnya mutu hasil pendidikan di IPDN. Sebuah pendidikan selalu diharapkan menghasilkan individu individu yang merdeka berwawasan luas dan kreatif serta memiliki kepekaan nurani yang tinggi.

Kesemua sifat sifat utama tersebut nampaknya tidak bisa kita lihat dalam diri para praja IPDN. Mereka begitu ketakutan ketika seragam akan dicopot dari tubuh mereka, karena itu berarti mereka akan kehilangan identitas kolektif yang selama ini melekat. Mungkin selama ini mereka tidak dididik sebagai individu yang unik dan berharga, namun sebagai segerombolan anak muda berbadan tegap. Diindoktrinasi dengan cara-cara fasis sehingga cara berpikir mereka pun seragam. Meski begitu , para praja itu merasa bangga karena rambut mereka dicukur dengan rapi dan didandani dengan seragam mirip taruna calon perwira. Seragamlah yang menjadi kebanggaan dan benteng mereka. Bila itu dicabut lalu apa yang tersisa?

Hilangnya identitas kolektif (yang melekat dalam seragam) memunculkan perasaan takut menjadi bukan siapa-siapa (nobody). Selain itu alasan bila seragam dicopot maka tindakan-tindakan negatif tidak terhindarkan merupakan cerminan pribadi yang tidak bertanggung jawab.Karena penilaian baik tidak keluar dari hati nurani mereka, melainkan dari doktrin yang mereka hafalkan.

Pendidikan seharusnya membuat individu semakin merdeka, dan terasah segala keunikannya.Namun apa yang terjadi di IPDN adalah kebalikannya. Semua keunikan dan kelebihan siswa sebagai individu ditumpulkan, sebagai gantinya mereka cuma diajar baris berbaris dan badan mereka dipukuli agar tahan pukul. Jangan kaget bila lulusan yang dihasilkan IPDN adalah aparat pemerintah yang arogan tukang sunat dan tukang gusur, jauh dari semangat sebagai pelayan masyarakat.

Kembali ke soal seragam, beberapa pihak berpendapat bahwa seragam yang selama ini dipakai oleh praja IPDN merupakan salah satu penyebab utama munculnya iklim kekerasan di IPDN. Oleh sebab itu bila pemakaian seragam dirasa tetap harus dipertahankan, perlu dicari mode atau potongan seragam yang lebih humanis dan tidak mengebiri kekhasan pribadi mereka.

Republik Mimpi tergerak untuk ikut mencari solusi permasalahan seragam ini. Presiden Si Butet Yogya telah mengundang banyak designer untuk menciptakan model seragam yang cocok bagi para praja IPDN. Dan hasil rancangan itu akan dipamerkan dalam Newsdotcom episode mendatang.
http://www.metrotvnews.com/newsdotcom